Mengenal Kursus Pendalaman Iman – DEEPER A/B


Kursus Pendalaman iman (KPI) atau sering juga disebut “deeper” , merupakan kelanjutan dari Kursus Evangelisasi Pribadi (KEP). Deeper A/B mendalami lebih lanjut tentang bagaimana bertumbuh menjadi murid Kristus yang sejati dalam iman Katolik yang benar.

Melihat sekilas tentang KEP yang mengajarkan bagaimana mencari teman baru ; orang-orang Katolik yang “terabaikan” dan secara diam-diam mulai menjauhkan diri dari Gereja Katolik, jauh dari persekutuan hidup iman Katolik. Dengan melalui pertobatan dalam iman Katolik yang benar untuk dapat mengajak mereka kembali  ke dalam komunitas. Meneladani cara hidup jemaat pertama, yang bertekun dalam pengajaran rasul–rasul yang selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa (Kis 2:42) sehingga mereka disukai semua orang (Kis 2:47) maka peserta harus dapat menginjili dirinya sendiri untuk menjadi garam bagi orang-orang di sekitar.

Kursus Evangelisasi Pribadi sungguh membaharui hidup melalui semangat penginjilan dalam iman Katolik yang sehat guna memulihkan relasi dalam keluarga, di tempat kerja, dalam hidup meng-gereja dan masyarakat.

Namun demikian, KEP masih merupakan awal bagi pertumbuhan hidup rohani seseorang dan semangat melayani yang baik tentunya harus diikuti dengan pertumbuhan iman yang terus menerus sehingga semakin menghayati hidup dalam kerendahan hati sebagai murid Kristus melalui kursus lanjutan yaitu DEEPER A/B atau Kursus Pendalaman Iman (KPI).

Kursus Pendalaman Iman, lebih menitik beratkan pada konsekuensi sebagai  murid Kristus yang sejati ; dengan mengutamakan relasi dengan Dia. Suatu kegembiraan dan kehormatan bagi seorang murid bila dapat ikut ambil bagian dalam karya sang Guru tanpa ambisi pribadi dan mengasihani diri sendiri.

Untuk menjadi murid Kristus sejati, kita dihadapkan pada relasi dengan Allah dan sesama dalam Gereja maka setiap orang di dalam komunitas Katolik, mempunyai peran masing–masing dengan Yesus Kristus sebagai kepala tubuh. (Yoh 15 : 5)

Sebagai murid Kristus juga harus dapat menyangkal diri (Mat 16:24) yang berarti harus bisa mengalahkan ambisi pribadi untuk mengikuti Yesus, memikul salib yang dari sudut pandang Allah berguna untuk menguatkan iman kita karena ujian terhadap manusia itu menghasilkan ketekunan (Yak 1:3). Seperti halnya di sekolah, kita harus melewati ujian untuk dapat naik ke jenjang yang lebih tinggi.

Lebih lanjut, Yesus bersabda : ”jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar adalah murid-Ku dan kamu akan mengetahui kebenaran dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu.”(Yoh 8:31-32).

Firman Allah itu memerdekakan/membebaskan kita dari : dosa (Mzm 119:11), ketidakmurnian (Mzm 119:9), kegelapan (Mzm 119:105), putus asa (Rom 15:4), kebencian (1 Yoh 2:5), kebimbangan (1 Yoh 5:13) dan dari kematian (Yoh 8:51)

Murid  yang terus menerus belajar akan dapat melihat bahwa Roh Allah adalah guru dan sabda Allah adalah makanan rohani. Makanan rohani yang teratur menumbuhkan hidup rohani yang sehat. Allah menghendaki firman-Nya menjadi bagian dari hidup kita, mempengaruhi pikiran dan perbuatan-perbuatan kita, “ hendaklah kamu menjadi pelaku Firman dan bukan hanya pendengar; sebab jika tidak demikian, kamu menipu diri sendiri” (Yak 1:22).

Bertumbuh dalam karunia Roh Kudus secara benar

Karunia untuk berbicara dalam bahasa roh, karunia tafsiran, karunia nubuat, karunia iman, karunia penyembuhan, karunia mujizat, sabda kebijaksanaan, sabda pengetahuan dan karunia membeda-bedakan roh. (1Kor 12:8-10). Walaupun penuh kuasa , namun tak dapat disamakan dengan kesucian hidup. Karunia-karunia ini berbeda dengan rahmat pengudusan dan bukan merupakan tanda kesucian seseorang.

Penggunaan karunia-karunia  dengan benar membimbing orang pada buah-buah Roh Kudus, yang merupakan tanda sejati kesucian hidup. Dengan kata lain, rahasia bertumbuhnya karunia-karunia Roh Kudus adalah kasih kepada Tuhan dan sesama, bukan cinta kepada karunia-karunia ini.

Lalu apa yang dimaksud dengan berbuah?

Buah dari seorang murid adalah buah-buah Roh Kudus dan sifat yang dihasilkan Roh Kudus dalam hidup kita adalah : “Kasih, sukacita, damai, panjang sabar, kebaikan hati, iman/ kesetiaan, kelembutan hati dan penguasaan diri. “(Gal 5:22-23). Dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka. Dapatkah orang memetik buah anggur dari semak duri atau buah ara  dari rumput duri?

Demikianlah setiap pohon yang baik akan menghasilkan buah yang baik dan setiap pohon yang buahnya tidak baik pasti ditebang dan dibuang ke dalam api” (Mat 7:16-19 )

Seperti halnya tanaman perlu dipelihara agar bisa berbuah, demikian pula seorang murid Yesus yang sejati akan selalu memelihara relasi intim dengan-Nya. (Yoh 15:5)

“Keikutsertaan saya di KPI telah merubah hidup saya karena saya lebih  mengenal Yesus yang mencintai saya apa adanya. Dulu saya terus menerus kuatir tentang masa depan sehingga saya sering terlihat gugup tetapi setelah melewati KPI kekuatiran itu hilang dan banyak berkat yang saya rasakan” (Sisi)

(by Sukmoadi, Panitia KPI – Angkt II)

Leave a comment