Selasa 10 Juni 2014


Selasa 10 Juni 2014

Bacaan I : 1Raj. 17:7-16

Mazmur : Mzm. 4:2-3,4-5,7-8

Bacaan Injil : Mat. 5:13-16

Bacaan I : 1Raj. 17:7-16

7 Tetapi sesudah beberapa waktu, sungai itu menjadi kering, sebab hujan tiada turun di negeri itu.

8 Maka datanglah firman TUHAN kepada Elia:

9 “Bersiaplah, pergi ke Sarfat yang termasuk wilayah Sidon, dan diamlah di sana. Ketahuilah, Aku telah memerintahkan seorang janda untuk memberi engkau makan.”

10 Sesudah itu ia bersiap, lalu pergi ke Sarfat. Setelah ia sampai ke pintu gerbang kota itu, tampaklah di sana seorang janda sedang mengumpulkan kayu api. Ia berseru kepada perempuan itu, katanya: “Cobalah ambil bagiku sedikit air dalam kendi, supaya aku minum.”

11 Ketika perempuan itu pergi mengambilnya, ia berseru lagi: “Cobalah ambil juga bagiku sepotong roti.”

12 Perempuan itu menjawab: “Demi TUHAN, Allahmu, yang hidup, sesungguhnya tidak ada roti padaku sedikitpun, kecuali segenggam tepung dalam tempayan dan sedikit minyak dalam buli-buli. Dan sekarang aku sedang mengumpulkan dua tiga potong kayu api, kemudian aku mau pulang dan mengolahnya bagiku dan bagi anakku, dan setelah kami memakannya, maka kami akan mati.”

13 Tetapi Elia berkata kepadanya: “Janganlah takut, pulanglah, buatlah seperti yang kaukatakan, tetapi buatlah lebih dahulu bagiku sepotong roti bundar kecil dari padanya, dan bawalah kepadaku, kemudian barulah kaubuat bagimu dan bagi anakmu.

14 Sebab beginilah firman TUHAN, Allah Israel: Tepung dalam tempayan itu tidak akan habis dan minyak dalam buli-buli itupun tidak akan berkurang sampai pada waktu TUHAN memberi hujan ke atas muka bumi.”

15 Lalu pergilah perempuan itu dan berbuat seperti yang dikatakan Elia; maka perempuan itu dan dia serta anak perempuan itu mendapat makan beberapa waktu lamanya.

16 Tepung dalam tempayan itu tidak habis dan minyak dalam buli-buli itu tidak berkurang seperti firman TUHAN yang diucapkan-Nya dengan perantaraan Elia.

Mazmur : Mzm. 4:2-3,4-5,7-8

2 Hai orang-orang, berapa lama lagi kemuliaanku dinodai, berapa lama lagi kamu mencintai yang sia-sia dan mencari kebohongan? Sela

3 Ketahuilah, bahwa TUHAN telah memilih bagi-Nya seorang yang dikasihi-Nya; TUHAN mendengarkan, apabila aku berseru kepada-Nya.

4 Biarlah kamu marah, tetapi jangan berbuat dosa; berkata-katalah dalam hatimu di tempat tidurmu, tetapi tetaplah diam. Sela

5 Persembahkanlah korban yang benar dan percayalah kepada TUHAN.

7 Engkau telah memberikan sukacita kepadaku, lebih banyak dari pada mereka ketika mereka kelimpahan gandum dan anggur.

8 Dengan tenteram aku mau membaringkan diri, lalu segera tidur, sebab hanya Engkaulah, ya TUHAN, yang membiarkan aku diam dengan aman.

Bacaan Injil : Mat. 5:13-16

13 “Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang.

14 Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi.

15 Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu.

16 Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.”

Bacaan pertama kelanjutan kisah kemarin, mengenai nabi Elia. Sedikit tentang Nabi Elia, ia adalah salah satu nabi besar Israel, yang diutus Allah Israel untuk menasehati raja Ahab, agar kembali kepada YHWH. Ia disamakan dengan Yohanes pembaptis, mendahului Mesias. Ia tampak bersama Musa ketika Tuhan Yesus dimuliakan. Bagi Elia, Baal bukanlah Allah . Kisah nabi Elia ini dilatarbelakangi kekeringan hebat melanda Israel (setelah pecah kejaraan utara disebut Israel terdiri atas 10 suku Israel, kerajan selatan disebut Yehuda terdiri atas 2 suku Israel). Arti nama Elia adalah : YHWH adalah Allahku. Terjadi pertentangan antara nabi Elia dan nabi-nabi Baal, karena Israel dimotori oleh raja Ahab, meninggalkan kesetiaan tunggal kepada YHWH dengan pergi beribadah kepada Baal dan sujud menyembahnya. Banyak nabi-nabi Tuhan ditangkap, Elia sendiri dikejar-kejar. Melalui pertandingan di Gunung Karmel, yang dihadiri oleh seluruh bangsa Israel dan dimenangkan oleh Elia, Elia berhasil membuktikan bahwa Allah Israel adalah Allah yang sejati dan bukan Baal. Akhir hidup Elia, dikisahkan tidak mati, tetapi naik ke surga dalam angin dan badai. Kisah diatas, janda di Sarfat, dikutip juga dalam Injil Lukas. Pemeliharaan Tuhan kepada Elia, nampak dalam bacaan pertama. Elia yang setia melayani Tuhan, ketika sungai mengering, dibimbing untuk menemui seorang janda. Dilihat dari jawaban si janda kepada Elia, bisa dikatakan ia janda miskin. Apa yang ada padanya hanya tepung segenggam yang hanya cukup untuk makan hari itu bersama anaknya dan setelah itu ia dan anaknya akan mati. Elia menjawab si janda berdasar kata-kata Tuhan Allah Israel kepadanya, bahwa tepung dan minyak tidak akan habis, sampai Tuhan memberikan hujan. Perempuan itu percaya dan melakukan permintaan Elia dan terjadilah apa yang dikatakan Elia, tepung dan minyak tidak habis sampai beberapa waktu lamanya mencukupi kebutuhan makan si janda dan anaknya. Demikianlah jika manusia mau menggantungkan hidup kepada Allah. Elia dan si janda mewakili mereka yang menggantungkan harapan kepada Tuhan. si janda memberikan apa yang dia punya yang hanya sedikit itu untuk berbagi kepada Elia. Orang yang mau berbagi tidak akan berkekurangan, ia berkelimpahan dalam kemurahan hati, sepeti Allah juga murah hati. Berbagi ilmu, maupun berbagi materi, berbagi apapun yang dimiliki walaupun kita hanya punya sedikit, yang sedikit itu nantinya akan dibuat berlimpah oleh Tuhan. saya pernah lihat di sebuah supermarket dimana tempat pajangan ikan hidup (ikan untuk konsumsi) terdiri atas beberapa akuarium bertingkat. Tingkat paling atas mengalirkan air ke akuarium dibawahnya. Akuarium terbawah, airnya dimurnikan kembali dipompa ke atas, sehingga akuarium teratas memperoleh air bersih kembali begitu seterusnya. Demikianlah apapun yang kita berikan kepada orang lain, kembali ke kita juga, Allah memberikan yang baru kepada kita, karena itu mau berbagi juga membersihkan diri dalam arti mengurangi sifat tamak dan rakus. Bacaan Injil Tuhan Yesus mengatakan para muridNya adalah terang dunia dan juga garam dunia. Pada kitab kejadian, Allah menciptakan terang. Dalam terang semuanya terlihat tidak dapat tersembunyi. Allah sendiri adalah Terang, karena padaNya tidak ada kepalsuan, tidak menyembunyikan sesuatu. tidak bisa dibayangkan jika bumi ini gelap, kita tidak bisa melihat keindahan  alam, tidak bisa melihat wajah nan tampan atau ayu dll. Maka Tuhan Yesus mengharap kita muridNya menjadi terang juga, tidak main-main, terang dunia. Ini hanya bisa terjadi jika kita berbuat baik, dan dengan demikian mereka yang melihat perbuatan yang baik akan memuliakan Bapa di Sorga. Garam berfungsi menyedapkan masakan. Bisa juga mengawetkan makanan. Dalam kisah nabi Elisa (pengganti nabi Elia) , ia menyehatkan air dengan menaburkan sedikit garam. Garam beryodium mencegah sakit gondok. Dalam proses kimia garam adalah senyawa yang terbentuk dari basa dan asam , sebuah reaksi yang disebut netralisasi. asam klorida dan soda api meghasilkan garam dapur dan air, larutan garam ini dapat menghantarkan listrik. Larutan garam juga terdapat dalam tubuh manusia dalam jumlah sedikit. Garam kecil ukurannya menjadi larut dan tidak terlihat dalam air/ masakan (jika garam terlihat sudah pasti akan sangat keasinan!), garam hanya dibutuhkan sedikit, tetapi efeknya sangat nampak. Tuhan Yesus meminta para muridNya agar sekecil apapun tindakan, dan atau sekecil apapun posisi dalam masyarakat dunia, para murid bisa member berefek positip yang luas. Bersama Tuhan, kita yang kecil ini dapat memberi efek positip besar. bersama Tuhan kita tidak akan berkekurangan!

Leave a comment