Senin 16 Juni 2014


Senin 16 Juni 2014

Bacaan I : 1Raj. 21:1-16

Mazmur : Mzm. 5:2-3,5-6,7

Bacaan Injil : Mat. 5:38-42.

1   Sesudah itu terjadilah hal yang berikut. Nabot, orang Yizreel, mempunyai kebun anggur di Yizreel, di samping istana Ahab, raja Samaria.

2  Berkatalah Ahab kepada Nabot: “Berikanlah kepadaku kebun anggurmu itu, supaya kujadikan kebun sayur, sebab letaknya dekat rumahku. Aku akan memberikan kepadamu kebun anggur yang lebih baik dari pada itu sebagai gantinya, atau jikalau engkau lebih suka, aku akan membayar harganya kepadamu dengan uang.”

3 Jawab Nabot kepada Ahab: “Kiranya TUHAN menghindarkan aku dari pada memberikan milik pusaka nenek moyangku kepadamu!”

4    Lalu masuklah Ahab ke dalam istananya dengan kesal hati dan gusar karena perkataan yang dikatakan Nabot, orang Yizreel itu, kepadanya: “Tidak akan kuberikan kepadamu milik pusaka nenek moyangku.” Maka berbaringlah ia di tempat tidurnya dan menelungkupkan mukanya dan tidak mau makan.

5   Lalu datanglah Izebel, isterinya, dan berkata kepadanya: “Apa sebabnya hatimu kesal, sehingga engkau tidak makan?”

6    Lalu jawabnya kepadanya: “Sebab aku telah berkata kepada Nabot, orang Yizreel itu: Berikanlah kepadaku kebun anggurmu dengan bayaran uang atau jika engkau lebih suka, aku akan memberikan kebun anggur kepadamu sebagai gantinya. Tetapi sahutnya: Tidak akan kuberikan kepadamu kebun anggurku itu.”

7 Kata Izebel, isterinya, kepadanya: “Bukankah engkau sekarang yang memegang kuasa raja atas Israel? Bangunlah, makanlah dan biarlah hatimu gembira! Aku akan memberikan kepadamu kebun anggur Nabot, orang Yizreel itu.”

8 Kemudian ia menulis surat atas nama Ahab, memeteraikannya dengan meterai raja, lalu mengirim surat itu kepada tua-tua dan pemuka-pemuka yang diam sekota dengan Nabot.

9    Dalam surat itu ditulisnya demikian: “Maklumkanlah puasa dan suruhlah Nabot duduk paling depan di antara rakyat.

10  Suruh jugalah dua orang dursila duduk menghadapinya, dan mereka harus naik saksi terhadap dia, dengan mengatakan: Engkau telah mengutuk Allah dan raja. Sesudah itu bawalah dia ke luar dan lemparilah dia dengan batu sampai mati.”

11  orang-orang sekotanya, yakni tua-tua dan pemuka-pemuka, yang diam di kotanya itu, melakukan seperti yang diperintahkan Izebel kepada mereka, seperti yang tertulis dalam surat yang dikirimkannya kepada mereka.

12   Mereka memaklumkan puasa dan menyuruh Nabot duduk paling depan di antara rakyat.

13   Kemudian datanglah dua orang, yakni orang-orang dursila itu, lalu duduk menghadapi Nabot. Orang-orang dursila itu naik saksi terhadap Nabot di depan rakyat, katanya: “Nabot telah mengutuk Allah dan raja.” Sesudah itu mereka membawa dia ke luar kota, lalu melempari dia dengan batu sampai mati.

14 Setelah itu mereka menyuruh orang kepada Izebel mengatakan: “Nabot sudah dilempari sampai mati.”

15  Segera sesudah Izebel mendengar, bahwa Nabot sudah dilempari sampai mati, berkatalah Izebel kepada Ahab: “Bangunlah, ambillah kebun anggur Nabot, orang Yizreel itu, menjadi milikmu, karena Nabot yang menolak memberikannya kepadamu dengan bayaran uang, sudah tidak hidup lagi; ia sudah mati.”

16  Segera sesudah Ahab mendengar, bahwa Nabot sudah mati, ia bangun dan pergi ke kebun anggur Nabot, orang Yizreel itu, untuk mengambil kebun itu menjadi miliknya.

 Mazmur : Mzm. 5:2-3,5-6,7

 2   Perhatikanlah teriakku minta tolong, ya Rajaku dan Allahku, sebab kepada-Mulah aku berdoa.

3  TUHAN, pada waktu pagi Engkau mendengar seruanku, pada waktu pagi aku mengatur persembahan bagi-Mu, dan aku menunggu-nunggu.

5  Pembual tidak akan tahan di depan mata-Mu; Engkau membenci semua orang yang melakukan kejahatan.

6    Engkau membinasakan orang-orang yang berkata bohong, TUHAN jijik melihat penumpah darah dan penipu

7  Tetapi aku, berkat kasih setia-Mu yang besar, aku akan masuk ke dalam rumah-Mu, sujud menyembah ke arah bait-Mu yang kudus dengan takut akan Engkau.

 Bacaan Injil : Mat. 5:38-42.

38   Kamu telah mendengar firman: Mata ganti mata dan gigi ganti gigi.

39   Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu, melainkan siapapun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu.

40 Dan kepada orang yang hendak mengadukan engkau karena mengingini bajumu, serahkanlah juga jubahmu.

41  Dan siapapun yang memaksa engkau berjalan sejauh satu mil, berjalanlah bersama dia sejauh dua mil.

42 Berilah kepada orang yang meminta kepadamu dan janganlah menolak orang yang mau meminjam dari padamu.

 

Dalam bacaan pertama dikisahkan raja Ahab menginginkan kebun anggur Nabot. Raja membujuknya untuk memberikan kepadanya dan akan digantikan yang lebih baik, atau akan membayarnya. Yang mana yang benar? Jika raja menjanjikan menukar yang lebih baik, apakah artinya yang raja minta dare Nabot adalah yang buruk? Di sinilah letak masalahnya. Nabot tahu raja berbohong. Raja Ahab bukanlah raja yang baik, tentu tidak akan menepati janjinya. Berbeda dengan Tuhan yang selalu memberikan yang baik kepada umat manusia. Nabot menolak permintaan raja, karena tanah itu milik pusaka keluarganya. Dalam kehidupan nyata, kisah ini masih sering terjadi, banyak penggusuran yang semena-mena atas nama pembangunan, banyak tempat resapan air yang diberikan ijin untuk bangunan yang merusak daerah resapan air, banyak pula perebutan tanah hak milik, yang dimenangkan adalah yang punya uang untuk menyuap. Kisah selanjutya dapat kit abaca, raja Ahab dibantu Izebekl istrinya yang jahat untuk merebut ,tanah itu dengan cara memfitnah Nabot. Nabot dirajam sampai mati dan tanahnya direbut. Apa yang dilakukan Nabot, sebetulnya bisa dihindari jika dia tidak mengikuti kemauan istrinya, karena yang menyusun rencana jahat terhadap Nabot adalah istrinya. Poin penting disini bukan berarti istri selalu membawa bencana dengan akal jahatnya. Sama sekali bukan. Poin pentingnya adalah, orang terdekatlah yang justru mempengaruhi berbuat jahat, karenanya sangat penting menyeleksi orang-orang terdekat, suopaya kita tidak terjurumus. Dalam kasus-kasus narkoba, biasanya justru orang dekat yang menjurumuskan, demikian pula korupsi dimana hasilnya dibagi ramai-ramai.. Contoh lain tamak dan rakus adalah penambangan yang tidak mempedulikan perusakan alam massif dan tidak mempedulikan kesejahteraan penduduk sekitar. Semuanya ini terjadi justru karena mereka yang mengambil keputusan, justru berpihak yang memberikan uang, tidak memihak keadilan atau memperhatikan alam. Sungguh memilukan. Dalam bacaan Injil, Tuhan Yesus meminta para murid untuk membalas kejahatan dengan kebaikan. Inti kerajaan Allah yang dibangun Tuhan Yesus adalah Kasih, sebagaimana Allah adalah Kasih itu sendiri. Dikatakan dulu berlaku asas keadilan mata ganti mata, gigi ganti gigi. Ini memang adil dan mencegah orang untuk membalas lebih jahat atau lebih kejam dare kejahatan yang dilakukan orang lain. Masalahnya adalah, walaupun adil, kejahatan tetap berlanjut, karena saling membalas. Ajaran Tuhan Yesus, membalas kejahatan dengan kebaikan, supaya kejahatan berhenti dilakukan dengan demikian nantinya Allah sendiri yang membalaskannya. Membalas kejahatan bukan urusan manusia, tetapi urusan Allah, apa bentuknya? Masuk dalam neraka-kematian kekal, namun ini jika manusia pelaku kejahatan tidak bertobat. Manusia yang melakukan kebaikan, beroleh kebaikan juga dare manusia lainnya dan dare Allah, demikian juga yang melakukan kejahatan beroleh kejahatan juga dare yang lain dan hukuman Allah. Saya sendiri selalu mengalami, begitu banyak kebaikan orang Indonesia setiap hari, disbanding yang melakukan hal-hal yang buruk kepada saya. Orang baik banyak, namun biasanya konsentrasi kita terpecah karena kejahatan satu orang, sehingga semua seolah buruk. Fokuslah kepada yang baik, focus berbuat baik maka kebahagiaan kekal itu sudah bisa kita cicipi sejak sekarang. Dare kebaikan orang-orang sekitar dan dare Allah juga. membalas kasih kepada yang menjahati kita, menjadikan kita memiliki cirri khas sebagai anak-anak Allah, apa lebihnya komunitas kerajaan Allah yang Tuhan Yesus bentuk jika tetap berbuatadil versi manusia? baik kepada yang baik, jahat kepada yang jahat? Yang Tuhan Yesus inginkan adalah, komunitas yang Ia bentuk melakukan keadilan vesri Tuhan : tetap mengasihi dan mengampuni walaupun dijahati, bahkan mendoakan yang menyalibkanNya. Rahmat Allah justru lebih besar demi pertobatan orang-orang berdosa. Ia dating untuk menyelamatkan orang berdosa, hukuman tetap ada bila tidak mau bertobat namun memang tidak seketika, karena Allah member kesempatan manusia sampai pada saat terakhir : manusia diminta menghadapNya kembali, yaitu saat kita sudah tak bernafas lagi

Leave a comment